Saturday, December 22, 2012

hidup

Jadi ceritanya lagi blog walking ke salah satu blog kakak kelas waktu SMA, dan ada seseorang yang komen di postingan kakak itu tentang hidup sebagai berikut...
"hidup itu adalah paradox. antara harap dan cemas. antara berusaha dan pasrah. antara kecintaan dan ketakutan. dalam sebuah samudra possibility yang tidak terbatas."
...dan rasanya setelah baca itu dhilla ga bisa buat ga mengutipnya di blog sendiri (iya, dhilla emang hobby bener mengutip-ngutip hehe). Kebetulan hari ini juga sempat ngobrol sama seorang teman tentang tema yang sama, lagi-lagi tentang hidup. Kita sama-sama pernah berfikiran (dulu, mungkin saat SD) "Kenapa ya Allah kok rasanya ga adil sih, kenapa si B yang ga pernah salat atau bahkan ga percaya sama Allah bisa pinter, sedangkan kita yang rasanya udah belajar mati-matian tapi tetep aja nilai ujiannya jelek (contohnya)."

Saat masih kecil mungkin pola pikir kita masih sederhana, dan naif. Masih memandang segala hal benar-benar kalau bukan hitam ya putih, adil dan tidak adil; tapi semakin kita dewasa kita juga jadi semakin mengerti apa itu arti "ujian hidup". Bukannya Allah ga adil, tapi karena Allah sedang menguji kita. Mana kepikiran saat kecil dulu kalau kita lagi dikasih kebahagiaan sebenarnya kita lagi diberi ujian, kita diuji apakah saat senang kita inget ga sama yang memberi kesenangan itu, kita inget ga untuk bersyukur. Dan mana kepikiran juga sebaliknya kalau kita lagi sakit kita sedang disayang sama Allah. Tapi menurut dhilla pribadi itulah indahnya islam. Kita disadarkan kalau hidup di dunia itu cuman sementara, dan segala hal yang kita lakuin sekarang akan ada balasannya dari Allah di kehidupan berikutnya.

Kebetulan semester ini dhilla ngambil kelas "Food and Culture". Seperti namanya, di kelas itu kita ngebahas tentang hubungan makanan dengan budaya, dan termasuk di dalamnya agama juga. Beberapa minggu yang lalu kita ngebahas tentang agama. Nah, di awal kelas itu sang dosen minta setiap mahasiswa untuk menceritakan apa agama yang kita anut dan apakah makanan memegang peran dalam agama kita itu. Dari sekitar 12 orang di kelas itu yang berasal dari berbagai belahan dunia, cuman dhilla dan seorang cewe dari Jepang yang bisa secara tegas mengatakan apa agama yang kita anut tanpa ada embel-embel "tapi" dibelakangnya. Kebanyakan dari mereka bilang "Orang tua saya menganut agama B, tapi saya tidak menjalaninya." atau "Saya dibesarkan dengan agama A, tapi saat ini saya menjalani hidup dengan memegang prinsip saya sendiri." Dosen dhilla pun mengatakan hal yang serupa tentang agamanya. Menurut beliau dalam waktu 50 tahun yang akan datang mungkin kebanyakan orang akan berfikiran "buat apa memeluk salah satu agama saja, saya akan mengambil yang saya inginkan saja dari setiap agama." Menurut dosen dhilla itu, manusia yang semakin modern tidak akan mau dikekang dengan batasan agama. Saat itu sebenarnya dhilla jelas ga setuju, tapi terlalu malas rasanya buat berargumen karna kelasnya juga uda tinggal beberapa menit lagi. Tapi yang jelas dhilla inget banget saat itu dhilla jadi semakin bersyukur masih diberikan nikmat iman. Bersyukur walaupun orang-orang sekitar dhilla mungkin ga punya pola pikir dengan dasar yang sama, tapi Allah selalu aja punya cara tersendiri buat ngingetin dhilla.

Arti hidup bagi setiap orang udah pasti beda. Kita semua dibesarkan dari keluarga yang berbeda, nilai-nilai hidup yang beda; tujuan, impian, harapan, dan juga kemana akan bergantungnya setiap orang ga akan sama. Mau gimana juga dhilla akan menghargai prinsip-prinsip itu (selama ga mengganggu prinsip-prinsip dhilla sendiri). Berbeda itu bukan selalu berarti jelek. Perbedaan yang ada disekitar dhilla contohnya, malah bikin dhilla semakin banyak belajar, dan *semoga* semakin banyak bersyukur. Punya prinsip sendiri itu emang harus, tapi bukan berarti juga memaksakanya kepada orang lain. :)

PS : mulai sekarang dhilla pengen nyoba nge-blog pakai bahasa Indonesia juga aah! Ga mau sampai bahasa Indonesia yang sudah kacau ini semakin kacau dengan bercampurnya bahasa Inggris yang memburuk dan bahasa Jepang yang cuman setingkat anak TK ini! haha *ketawa miris :')
Oiya, hampir lupa, selamat hari Ibu untuk semua wanita hebat di seluruh Indonesia! We love you! And especially for my amazing mother who has given me so much that I could never ever give anything comparable in return. You mean the world to me! 

No comments:

Post a Comment